Mandailing Natal,Sumut – garisdata.com. Maraknya pemberitaan tambang emas ilegal yang memicu kerusakan lingkungan dalam jangka pendek maupun jangka panjang serta merusak lapisan dasar sungai tak dihiraukan lagi demi meraup keuntungan pribadi oleh para oknum pelaku tambang ilegal di daerah Mandailing Natal (Madina ) Sumatera Utara (Sumut).
Perihal ini disampaikan Muhammad Saleh Bendahara Satma AMPI Madina melalui pesan WhatsApp nya, menurut keterangannya, di sepanjang aliran sungai Batang Natal yang berada di kecamatan Batang Natal, Kab Madina Sumut terdapat banyak penambang ilegal yang menggunakan Excavator. Parah nya, di saat polisi melakukan penertiban dan penangkapan, malah diduga dihadang dan dikepung Warga Desa Tombang Kaluang, Kecamatan Batang Natal, Kab. Madina, dengan menegaskan sikap mereka tentang menolak evakuasi dua unit excavator yang sempat diamankan aparat dalam operasi penindakan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) pada selasa,(18/11/2025)
Dalam tulisan yang dikirimkan Saleh kepada awak media pada Rabu ,(19/11/2025) , mengatakan bahwa Sekjend Satma Ampi Muliya Harisandi memberikan komentar nya terkait adanya penolakan massa tersebut.
”Penolakan ini menjadi sorotan karena diduga adanya penggerakan massa oleh para mafia bos tambang yang kuat dugaan dikomandoi NSR dan rekan rekan nya, dimana Isi nya, menolak pilih kasih dalam hal menertibkan tambang, namun terendus hanya mementingkan pribadi para mafia ilegal,”(Ungkap Sekjend Satma AMPI tersebut.
Lagi menurut Muliya, “Sedangkan di Desa Ampung Padang dipinggir jalan dekat sungai dalam waktu bersamaan Tambang emas menggunakan excavator tetap operasi padahal hanya jarak 2 km dari Desa Tombang Kaluang yang informasinya milik inisial PD Warga Muara Soma.
Kita juga akhir nya menduga duga, ada apa dan siapa di balik para bos mafia tambang ini, kenapa Aparat hanya berani menangkap alat berat nya saja, namun membiarkan para bos mafia tambang,
Akar semua permasalahan tambang ini adalah para bos mafia tersebut,”Pungkas nya.
(*)





