Garisdata.com l Kuala Simpang, Aceh Tamiang — Berdasarkan informasi yang dapat di himpun hingga hari ini Selasa (02/12/2025), situasi di Bukit Tempurung dan sejumlah wilayah Kuala Simpang berada dalam kondisi sangat kritis akibat banjir besar yang melanda sejak beberapa hari terakhir. Ribuan warga dilaporkan terisolasi total setelah akses jalan utama putus di dua titik sehingga tidak ada bantuan yang dapat masuk secara maksimal.

Berdasarkan laporan warga yang berhasil dihimpun, wilayah terdampak mengalami krisis menyeluruh. Ketersediaan air minum dan bahan makanan habis, listrik padam total, jaringan komunikasi tidak berfungsi, serta pasokan BBM—termasuk solar—telah habis sepenuhnya. Kondisi ini membuat warga tidak dapat berkomunikasi maupun melakukan evakuasi mandiri.

Di sejumlah titik pengungsian dan area pasar, ketiadaan fasilitas sanitasi menyebabkan warga terpaksa buang air di area terbuka, memicu situasi rawan penyakit. Sementara itu, beberapa jenazah yang ditemukan warga terpaksa diikat agar tidak hanyut, menambah urgensi penanganan dari pihak berwenang.

Toko-toko di kawasan terisolir dilaporkan kosong karena kebutuhan darurat, sementara HP warga mati total akibat ketiadaan listrik. Hingga kemarin, keberadaan aparat pemerintah masih terbatas karena kantor pemerintahan, pendopo, dan terminal utama di wilayah tersebut juga ikut terendam.

Pada hari ini, sejumlah personel kepolisian mulai melakukan distribusi air minum secara terbatas, namun jumlahnya masih sangat jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan ribuan warga yang terdampak.

Permintaan Tindakan Darurat
Sehubungan dengan situasi yang terus memburuk, masyarakat setempat mendesak pemerintah daerah, Pemerintah Aceh, BNPB, TNI/Polri, serta instansi terkait untuk segera melakukan langkah-langkah berikut:

1. Evakuasi darurat menggunakan perahu karet dan helikopter.
2. Pengiriman bantuan melalui udara berupa air minum, makanan siap saji, obat-obatan, dan kebutuhan bayi.
3. Penguatan tim SAR dari tingkat provinsi maupun pusat.
4. Pendirian posko kesehatan darurat untuk menangani potensi penyakit akibat sanitasi buruk.
5. Pemulihan komunikasi melalui BTS darurat dan genset.
   Penanganan jenazah secara cepat dan sesuai prosedur kemanusiaan.
6. Situasi saat ini telah memenuhi indikator sebagai darurat kemanusiaan yang membutuhkan respons cepat lintas lembaga untuk mencegah meningkatnya korban jiwa, potensi kelaparan massal, serta meluasnya wabah penyakit.

Rilis ini ditujukan untuk memastikan perhatian publik dan pemerintah segera terfokus pada kondisi kritis di Kuala Simpang, Aceh Tamiang, sehingga upaya penyelamatan dapat dipercepat (M.SN)