Batam, kepulauan riau, garisdata,com – Di tengah tumpukan masalah yang menggunung, terbit secercah harapan dari Kota Batam. Wali Kota Amsakar Achmad dan Wakil Wali Kota Li Claudia Chandra, dengan hati yang terpanggil, turun langsung meninjau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Punggur, Kunjungan ini bukan sekadar formalitas, melainkan wujud nyata dari sebuah komitmen yang mendalam, lahir dari rapat darurat sehari sebelumnya yang membahas kegelisahan akan persoalan sampah yang kian menumpuk. ( 18/11-2025 )
Dalam pandangan mata yang penuh keprihatinan, Amsakar menyadari betapa krusialnya pembenahan infrastruktur dasar di TPA. Ribuan ton sampah, sekitar 1.185 ton setiap harinya, atau lebih dari 432 ribu ton dalam setahun, menuntut akses yang lancar agar antrean panjang armada pengangkut dapat terurai. Kini, sebuah jalan lingkar tengah dikebut pembangunannya di zona A, memecah kebuntuan antrean yang selama ini membelenggu. “Kita buat jalan lingkar supaya kendaraan bisa berputar,” ujar Amsakar, menyiratkan semangat untuk mengatasi hambatan yang ada. Dukungan tak terduga dari para pelaku usaha yang menyumbang material, serta upaya tim Pemko Batam dan BP Batam menguatkan jalur dengan bauksit, menjadi bukti kolaborasi yang menghangatkan hati, memastikan truk-truk tak lagi terbenam dalam lumpur saat hujan.
Di balik upaya ini, tersimpan kisah pilu penutupan zona A akibat sanksi dari Kementerian Lingkungan Hidup. Sistem dumping yang tak sesuai standar telah menciptakan luka, dan penutupan ini berujung pada antrean panjang serta penumpukan sampah di berbagai kecamatan. Amsakar, dengan langkah sigap, telah mengirimkan surat kepada Menteri LHK, memohon izin pemanfaatan sementara zona tersebut sebagai solusi darurat. Peningkatan armada pengangkut dan fasilitas pendukung—mulai dari bin kontainer, arm roll truck, hingga bulldozer baru—menjadi napas baru dalam perjuangan ini. Namun, sang Wali Kota sadar betul, masalah sampah tak hanya berhenti di TPA, melainkan merentang hingga ke TPS, kecamatan, dan proses pengangkutan.
Oleh karena itu, ia tak segan mengumpulkan camat dan lurah, memetakan titik-titik kritis penumpukan. Alokasi Belanja Tidak Terduga (BTT) pun digulirkan, menambah jasa angkutan di lokasi-lokasi yang paling membutuhkan. Ke depan, Pemko Batam membuka diri untuk merangkul pihak swasta, mengkaji kerja sama demi pengelolaan sampah yang lebih terintegrasi dan efisien. “Kajian sedang berjalan,” tutur Amsakar, penuh harap.
Wali Kota Batam dengan tulus menegaskan bahwa penanganan sampah adalah tugas bersama yang kompleks. “Keberhasilan sangat bergantung pada dukungan warga. Kolaborasi semua elemen adalah kunci mewujudkan Batam yang bersih dan sehat,” katanya, mengundang setiap hati untuk turut serta. Dengan optimisme yang membara, ia percaya bahwa langkah-langkah pembenahan, dari perbaikan akses, operasional zona A, hingga perbaikan dari hulu ke hilir, akan membuahkan hasil yang nyata menjelang akhir tahun. Ini adalah kisah tentang harapan, kolaborasi, dan tekad yang tak padam demi Batam yang lebih bersih dan sehat.( Hendra )





