Kepala Desa Sabajior Bantah Klaim Banjir, PPK Ardiansyah: Proyek Akan Dibagusi, Tak Perlu Dipolitisasi.

MADINA – Polemik proyek irigasi di Desa Sabajior, Kecamatan Panyabungan Barat, Kabupaten Mandailing Natal, terus mencuat dan kini mendapat tanggapan langsung dari Kepala Desa Sabajior, Rahmat Saleh. Ia menegaskan dukungan penuh terhadap rencana BBWS Sumatera II untuk turun langsung ke lapangan guna memastikan kondisi sebenarnya terkait pekerjaan yang menjadi sorotan publik.
Rahmad membantah keras pernyataan yang menyebutkan bahwa lumpur pada proyek saluran irigasi disebabkan oleh banjir. Ia menekankan bahwa Sabajior bukan wilayah banjir, sehingga alasan tersebut dinilai tidak tepat dan berpotensi menyesatkan publik.
“Kami sangat setuju BBWS turun langsung ke lapangan. Jangan sebut desa kami banjir, karena itu tidak benar,” tegas Rahmad Saleh.
Ia juga meminta agar polemik yang berkembang tidak menyeret nama baik desanya dan tidak menjadi alasan untuk menghentikan pembangunan secara sepihak tanpa penjelasan yang jelas.
“Kok bisa proyek dihentikan? Jangan sampai mencoreng nama baik Desa Sabajior. Jangan nanti kami dibilang tidak menerima pembangunan,” ujarnya.
Rahmat berharap seluruh unsur terkait BBWS, konsultan, hingga pelaksana proyek dapat duduk bersama melihat kondisi lapangan guna menghindari kesimpangsiuran informasi yang dapat memicu prasangka masyarakat. Pemerintah desa dan warga dipastikan siap mendampingi proses pengecekan.

Ditengah polemik tersebut, Dedek Ardiansyah selaku PPK Bidang Operasi dan Perawatan (OPD) BWS Sumut II menghubungi wartawan Poskotasumatera.com dan menyampaikan bahwa dirinya telah berkoordinasi dengan pihak konsultan, Dedek Irawan, terkait persoalan proyek tersebut.
“Sudah saya pastikan, persoalan proyek itu telah saya perintahkan untuk dicek. Mulai besok mereka akan melakukan perbaikan pekerjaan tersebut. Dan hanya sampai di situ yang bisa kami lakukan,” ujar Dedek Ardiansyah.
Ia juga menegaskan bahwa program tersebut murni untuk kepentingan masyarakat dan meminta agar persoalan ini tidak ditarik ke ranah politik.
“Kalau ada yang kurang, ya kita perbaiki, kita bagusi. Ini semua untuk kepentingan masyarakat. Jadi janganlah dipolitisasi,” tegasnya.
Sebelumnya, Parlindungan Nasution staf BBWS Sumatera II menyatakan bahwa tumpukan lumpur pada saluran irigasi diduga akibat banjir beberapa waktu lalu. Namun dokumentasi lapangan yang dihimpun wartawan menunjukkan tidak adanya jejak banjir di wilayah tersebut, sehingga penjelasan tersebut diragukan masyarakat dan pemerintah desa.(Tim/HPL)




